EKSPLORASI MIKORIZA ARBUSKULAR PADA BEBERAPA SISTEM PENGGUNAAN LAHAN PERTANIAN DI DESA NGAWONGGO, KECAMATAN TAJINAN, KABUPATEN MALANG

Authors

  • Wikan Agung Nugroho Departemen Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya
  • Budi Prasetya Departemen Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya

DOI:

https://doi.org/10.21776/ub.jtsl.2023.010.1.3

Keywords:

intensive agriculture, land use, mycorrhizae, mycorrhizae colonization

Abstract

Various crop commodities are grown in Ngawonggo Village with various land uses, including rice fields, dry fields and agroforestry which are dominated by intensive agriculture. As a result, this agricultural pattern can potentially cause land degradation. One of the technological inputs in improving sustainable crop production systems is the application of mycorrhizal biofertilizers. This study aims to determine the level of population, mycorrhizal colonies and types of spores and the factors that influence them in rice fields with rice (Oryza sativa), dry fields with sengon (Paraserianthes falcataria), and agroforestry with coffee (Coffea sp.) and Durian ( Durio zibethinus). The study used a randomized block design with sampling on three land uses, with 5. The results obtained only one type of mycorrhizal spore of Glomus sp. on all land uses. The highest number of spores was in agroforestry land use, as much as 102 g-1 soil, and the lowest was in rice fields, as much as 10 g-1 soil. Mycorrhizal colonies on plant roots were the highest in agroforestry land use, it was found that 42.77% of coffee roots were colonized by mycorrhizae, followed by durian with a colonization proportion of 42.29%, rice fields with commodities had the lowest colonization proportion of 16.21%.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Agus, F. 2004. Tanah sawah dan teknologi Pengelolaannya. Jakarta. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanah dan Agroklimat, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Departemen Pertanian

Asrar, A.W.A. and Elhindi, K.M. 2011. Alleviation of drought stress of marigold (Tagetes erecta) plants by using arbuscular mycorrhizal fungi. Saudi Journal of Biological Sciences 18(1):93-98.

Badan Pusat Stastistik. 2018. Kecamatan Tajinan dalam Angka. Diakses pada 25 Oktober 2020.

Balittanah, 2005. Petunjuk Analisis Tanah, Air, Pupuk, dan Tanaman. Penelitian dan Pengembangan Tanah dan Agroklimat, Bogor.

BMKG Karangkaktes. 2020. Informasi data curah hujan Kabupaten Malang. Diakses pada 25 Oktober 2020 .

Brundrett, M.C.dan Abbott, L.K. (2002). Arbuscular mycorrhizas in plant communities. In: Microorganisms in Plant Conservation and Biodiversity (pp. 151 193). Springer, Dordrecht.

Cruz, A.F., Ishii, T. and Kadoya, K. 2000. Effects of arbuscular mycorrhizal fungi on tree growth, leaf water potential, and levels of 1 aminocyclopropane-1 carboxylic acid and ethylene in the roots of papaya under water-stress onditions. Mycorrhiza 10(3):121-123.

Eviati dan Sulaeman. 2009. Petunjuk Teknis Analisis Kimia Tanah Tanaman, dan Pupuk. Edisi ke 2. Balai Penelitian Tanah, Bogor.

Gregory, P.J. 2006. Roots, rhizosphere and soil: The route to a better understanding of soil science. Europear Journal of Soil Science 57:2-12.

Hajoeningtijas, O.D. 2009. Ketergantungan tanaman terhadap mikoriza sebagai kajian potensi pupuk hayati mikoriza pada budidaya tanaman berkelanjutan. Agritech: Universitas Muhammadiyah Purwokerto 11(2):125-136.

Hermawan, H., Muin, A. dan Wulandari, R.S. 2015. Kelimpahan fungi mikoriza arbuskula (FMA) pada tegakan ekaliptus (Eucalyptus pellita) berdasarkan tingkat kedalaman di lahan gambut. Jurnal Hutan Lestari 3(1):124-142.

Hetrick, B.D. and Bloom, J. 1984. The influence of temperature on colonization of winter wheat by vesicular-arbuscular mycorrhizal fungi. Mycologia 76(5):953-956.

Imani, F., Charina, A., Karyani, T. dan Mukti, G.W. 2018. Penerapan sistem ertanian organik di kelompok tani mekar tani jaya Desa Cibodas Kabupaten Bandung Barat. Mimbar Agribisnis: Jurnal Pemikiran Masyarakat Ilmiah Berwawasan Agribisnis 4(2):139-152.

INVAM (International Culture Collection of Vesicula Arbuscula Mycorrhizal Fungi). 2014. Taxonomy.

Mohammadi, K., Shiva, K., Sohrabi, Y. and Heidari, G. 2011. A review: Beneficial effects of the mycorrhizal fungi for plant growth. Journal of Applied Environmental and Biological Sciences 1(9):310-319.

Muzakkir. 2011. Hubungan antara cendawan mikoriza arbuskula indigeneous dan sifat kimia tanah di lahan kritis Tanjung Alai, Sumatera Barat. Jurnal Solum 8(2):53-57.

Nurhalimah, S., Nurhantika, S. dan Muhibuddin, A. 2014. Eksplorasi mikoriza vesikular arbuskular (MVA) indegenous pada tanah Regosol di Pamekasan Madura. Jurnal Sains dan Seni Pomits 3(1):30-34.

Nusantara, A.D., Bertham, Y.H. dan Mansur, I. 2012. Bekerja dengan Fungi Mikoriza Arbuskula. Bogor. Seameo Biotrop.

Padri, M.H., Burhanuddin, dan Herawatiningsih, R. 2015. Keberadaan fungi mikoriza arbuskula pada jabon putih di lahan gambut. Jurnal Hutan Lestari 3(3): 401-410.

Puspitasari, D., Purwani, K.I. dan Muhibbudin, A. 2012. Eksplorasi Vesicular Arbuscular Mycorrhiza (VAM) indigenous pada lahan jagung di Desa Torjun, Sampang Madura. Jurnal Sains dan Seni ITS 1(1):E19-E22.

Putra, R. R., Syafruddin, S. dan Jumini, J. 2016. Produksi mutu benih beberapa varietas kedelai local Aceh (Glycine max (L.) Merr.) dengan pemberian dosis mikoriza yang berbeda pada tanah Entisol. Jurnal Kawista Agroteknologi 1(1):37-44.

Saputra, B., Linda, R. dan Lovadi, I. 2015. Jamur Mikoriza Vesikular Arbuskular (MVA) pada tiga jenis tanah rhizosfer tanaman pisang nipah (Musa paradisiaca L. var. nipah) di Kabupaten Pontianak. Protobiont 4(1):160-169.

Setiadi, Y. 2001. Peranan mikoriza arbuskula dalam rehabilitasi lahan kritis di Indonesia. Seminar Penggunaan Cendawan Mikoriza dalam Sistem Pertanian Organik dan Rehabilitasi Lahan Kritis. Bandung (Vol. 23).

Setiadi, Y. dan Setiawan, A. 2011. Studi status fungi mikoriza arbuskula di areal rehabilitasi pasca penambangan nikel (Studi Kasus PT INCO Tbk. Sorowako, Sulawesi Selatan).

Sianturi, H. 2014. Keanekaragaman Fungi Mikoriza Arbuskula pada Berbagai Varietas Tanaman Kopi. Universitas Sumatera Utara.

Simamora, A.S., Delvian, dan Elfiati, D. 2015. Keanekaragaman fungi mikoriza arbuskula pada Hutan Tri Dharma Universitas Sumatera Utara. Peronema Forestry Science Journal 4(4):133-141.

Tisdale, S.L, Werner, L.N. dan James, D.B. 1990. Soil Fertility and Fertilizer. MacMillan Publishing Company, New York.

Wang, W.X., Shi, J.C., Xie, Q.J., Jiang, Y.N., Yu, N. and Wang, E.T. 2017. Nutrient exchange and regulation in arbuscular mycorrhizal symbiosis. Molecular Plant 10(9):1147-1158, doi: 10.1016/j.molp.2017.07.012.

Wirawan, I.G.P. dan Adiartayasa, W. 2014. Isolasi dan identifikasi fungi mikoriza arbuskular (FMA) secara mikroskopis pada rhizosfer tanaman jeruk (Citrus sp.) di Kabupaten Gianyar. E-Jurnal Agroekoteknologi Tropika 3(4):201-208.

Zulaikha, S. dan Gunawan. 2006. Serapan fosfat dan respon fisiologis tanaman cabai merah kultivar hot beauty terhadap mikoriza dan pupuk fosfat pada tanah ultisol. Bioscientiae 2:83-92.

Downloads

Published

01-01-2023

Issue

Section

Articles

How to Cite

Nugroho, W. A., & Prasetya , B. (2023). EKSPLORASI MIKORIZA ARBUSKULAR PADA BEBERAPA SISTEM PENGGUNAAN LAHAN PERTANIAN DI DESA NGAWONGGO, KECAMATAN TAJINAN, KABUPATEN MALANG. Jurnal Tanah Dan Sumberdaya Lahan, 10(1), 25-35. https://doi.org/10.21776/ub.jtsl.2023.010.1.3

Similar Articles

1-10 of 278

You may also start an advanced similarity search for this article.