KARAKTERISASI POTENSI PENGEMBANGAN KAWASAN CABAI DAN BAWANG MERAH DI KABUPATEN BIMA, NUSA TENGGARA BARAT

Authors

  • Popi Rejekiningrum Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi
  • Sofyan Ritung

DOI:

https://doi.org/10.21776/ub.jtsl.2020.007.2.1

Keywords:

chilli, development region, dry land, shallot

Abstract

The productivity of chili and shallot in Indonesia is still low, but Indonesia has great opportunities to increase chili and shallot productivity either through intensification and extensification. The objectives of the research are (1) to compile and develop land resources data, including climate and hydrology information in chili and shallot regions, (2) to compose maps of chili and shallot development regions. (3) to create recommendations on land, climate, and water management for chili and shallot development regions. Map of development of chili and shallot areas scale 1: 50,000 carried out by desk work and field verification. Recommendation of the development of chili and shallot commodity areas are arranged based on land suitability class by considering existing land use, and commodity centers on APL land (Other Use Areas). The results of the analysis show that Bima District has an area of 8,696 ha of shallot area and potential for extensification development of 60,363 ha, high development potential (P.1) covering an area of 4,675 ha and moderate (P.2) 55,688 ha. P.1 is quite suitable with the dominant nitrogen and phosphorus nutrient inhibiting factor, P.2 is marginal according to the dominant limiting factor of low rainfall. While for chili do not have an area because the existing land is scattered in a narrow area, but has a development potential of 46,159 ha consisting of high development potential (P.1) covering 3,280 ha, and moderate (P.2) covering 42,879 ha.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Bakosurtanal. 2017: http:// www.bakosurtanal.go.id/ bakosurtanal/peta-rbi/.

BBSDLP. 2016. Atlas Peta Tanah Semidetail Kabupaten Bima Skala 1:50.000. Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Kementerian Pertanian.

BPN (Badan Pertanahan Nasional). 2012. Peta Penggunaan Lahan Indonesia. BPN, Jakarta http://id.climate-data.org/continent/asia/. Climate-data.org.BPS Kabupaten Bima. 2016. Kabupaten Bima Dalam Angka. Badan Pusat Statistik. BPN (Badan Pertanahan Nasional). 2012. Peta Penggunaan Lahan Indonesia. BPN, Jakarta http://id.climate-data.org/continent/asia/. Climate-data.org.

BPS Kabupaten Bima. 2016. Kabupaten Bima Dalam Angka. Badan Pusat Statistik. BPN (Badan Pertanahan Nasional). 2012. Peta Penggunaan Lahan Indonesia. BPN, Jakarta http://id.climate-data.org/continent/asia/. Climate-data.org.

Djaenudin, D., Marwan H., Subagjo H., dan A. Hidayat. 2003. Petunjuk Teknis Evaluasi Lahan untuk Komoditas Pertanian. Balai Penelitian Tanah, Bogor.

FAO. 1976. A Framework for Land Evaluation. Soil Resources Management and Conservation Service Land and Water Development Division. FAO Soil Bulletin No. 32. FAO-UNO, Rome.

Kastowo, Gerhard W. Leo, S. Gafoer dan T.C. Amin. 1996. Peta Geologi Lembar Mataram (1807) dan lembar Sumbawa Besar (1907), Nusa Tenggara, skala 1:250.000. Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi, Bandung.

Kementan. 2013. Peta Sebaran Luas Baku Lahan Sawah Berdasarkan Kesepakatan antara Kementan, BPN, dan BPS. Badan Pertanahan Nasional, Jakarta.

Kementerian ATR. 2015. Peta Penguasaan Lahan. Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional. Jakarta.

Kementan. 2017. Atlas Peta Potensi Pengembangan Kawasan Cabai dan Bawang Merah Kabupaten Bima, Provinsi Nusa Tenggara Barat Skala 1:50.000. Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian. ISBN: 978-979-582-178-6. 58 hal.

KLHK. 2013. Peta Status Kawasan Hutan Indonesia. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Jakarta.

Oldeman, L.R., Irsal Las, and Muladi. 1978. An Agroclimatic map of Maluku and Irian Jaya, scale 1:4,500,000. Contr. Centr. Res. Inst for Agric. No. 60, Bogor. 20p.

Puslitbangtanak. 2003. Atlas Sumberdaya Iklim Pertanian Indonesia skala 1:1.000.000. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanah dan Agroklimat, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Bogor.

Ritung, S., K. Nugroho, A. Mulyani, E. Suryani. 2011. Petunjuk Teknis Evaluasi Lahan untuk Komoditas Pertanian. Edisi Revisi 2011. Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian. Bogor. 166 hlm.

Schmidt F.H. and J.H.A. Ferguson, 1951. Rainfall Types Based on Wet and Dry Period Ratios for Indonesia with Western New Guinea, Verh. No. 42. Kementerian Perhubungan, Jawatan Met. dan Geofisika. Jakarta.

Soil Survey Staff. 2014. Keys to Soil Taxonomy. 12nd ed. USDA Natural Resources Conservation Service. Washington DC.

Subardja, D.S., Ritung, S., Anda, M., Sukarman, Suryani, E. dan Subandiono, R.E. 2016. Petunjuk Teknis Klasifikasi Tanah Nasional. Edisi 2/2016. Bogor: Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian (BBSDLP), Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Kementerian Pertanian, 53 hal.

Downloads

Published

01-07-2020

Issue

Section

Articles

How to Cite

Rejekiningrum, P., & Ritung, S. (2020). KARAKTERISASI POTENSI PENGEMBANGAN KAWASAN CABAI DAN BAWANG MERAH DI KABUPATEN BIMA, NUSA TENGGARA BARAT. Jurnal Tanah Dan Sumberdaya Lahan, 7(2), 181-194. https://doi.org/10.21776/ub.jtsl.2020.007.2.1

Similar Articles

1-10 of 282

You may also start an advanced similarity search for this article.